Kamu pasti udah sering dengar kan soal pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur. Proyek besar ini memang jadi harapan baru buat Indonesia, apalagi katanya bakal jadi kota masa depan yang cerdas, hijau, dan modern. Tapi ternyata, di balik gegap gempita pembangunan itu, ada masalah sosial yang mulai bikin resah, lho. Salah satunya adalah maraknya praktik open BO atau prostitusi online di sekitar wilayah IKN.
Nah, laporan dari Satpol PP Penajam Paser Utara (PPU) bilang kalau aktivitas open BO ini makin meningkat. Yang bikin tambah mengkhawatirkan, kebanyakan pelakunya justru bukan warga lokal, tapi para pendatang dari luar daerah yang ikut datang karena geliat pembangunan IKN.
Apa sih sebenarnya open BO itu?
Buat kamu yang belum familiar, open BO itu istilah dari booking online. Singkatnya, ini adalah bentuk prostitusi yang dilakukan lewat media sosial atau aplikasi pesan. Para pelaku menawarkan jasanya secara digital, tanpa perlu mangkal seperti zaman dulu. Transaksinya berlangsung diam-diam, biasanya di hotel, rumah kos, atau apartemen yang disewa harian.
Model kayak gini jelas lebih susah dilacak aparat. Soalnya nggak ada lokasi tetap dan semua prosesnya dilakukan privat. Bahkan, sering kali cuma orang yang tahu kode atau istilah tertentu aja yang bisa menemukan mereka.
Pertanyaannya sekarang, kenapa sih praktik open BO bisa menjamur di kawasan yang baru dibangun seperti IKN? Nah, ternyata ada beberapa alasan masuk akal yang perlu kamu tahu.
Pertama, urbanisasi besar-besaran
Pembangunan IKN mengundang ribuan pekerja dari berbagai daerah. Mayoritas dari mereka laki-laki dan tinggal jauh dari keluarga. Situasi kayak gini bikin permintaan terhadap jasa seksual jadi meningkat, yang akhirnya dimanfaatkan oleh para pelaku open BO.
Kedua, pengawasan yang masih longgar
Karena pembangunan IKN begitu cepat, pengawasan terhadap pendatang dan aktivitas sosial di sekitarnya jadi belum optimal. Apalagi, belum banyak aturan khusus yang bisa membatasi atau mencegah praktik semacam ini secara langsung.
Ketiga, teknologi yang makin gampang diakses
Siapa sih sekarang yang nggak pegang HP? Bahkan dengan kuota internet seadanya, orang udah bisa buka media sosial, pasang iklan, dan komunikasi instan. Inilah yang bikin prostitusi online makin gampang dijalankan.
Keempat, belum ada regulasi digital yang spesifik
Sampai sekarang belum ada aturan jelas yang ngatur soal aktivitas digital di wilayah IKN, terutama terkait penyimpangan sosial kayak open BO ini. Akibatnya, pemerintah daerah sering cuma bisa bertindak setelah kejadian terjadi.
Tanggapan pemerintah daerah gimana?
Pihak Satpol PP di Penajam Paser Utara udah nerima banyak laporan dari warga. Katanya, ada aktivitas mencurigakan di beberapa penginapan dan rumah kos. Akhirnya mereka gelar razia dan hasilnya bikin geleng-geleng kepala. Banyak wanita muda ketahuan jual jasa lewat media sosial, dan sebagian besar mengaku datang dari luar Kalimantan Timur.
Pemerintah daerah pun mulai bergerak. Mereka kerja sama dengan pemilik penginapan supaya lebih ketat soal tamu, dan juga gandeng kepolisian buat patroli rutin. Tapi sayangnya, kalau cuma razia aja sih nggak bakal cukup. Harus ada pendekatan yang lebih menyentuh akar masalah.
Dampaknya ke masyarakat tuh nyata banget
Praktik open BO ini nggak cuma soal moral pribadi, tapi efeknya bisa meluas ke banyak aspek kehidupan sosial di sekitar IKN. Coba deh pikirin beberapa hal ini:
Generasi muda makin rentan
Akses ke media sosial sekarang udah kayak pintu bebas masuk. Kalau anak muda nggak dibekali pemahaman yang kuat, bisa-bisa mereka jadi pelaku atau bahkan korban. Gaya hidup instan dan glamor yang ditampilkan di media sosial juga bisa menyesatkan, lho.
Risiko penyakit menular meningkat
Karena praktik ini nggak diawasi secara medis, risiko penularan penyakit seperti HIV dan infeksi menular seksual lainnya makin tinggi. Dan parahnya, edukasi tentang kesehatan seksual di banyak tempat masih minim banget.
Muncul kecemburuan sosial
Kehadiran PSK dari luar daerah bisa bikin warga lokal merasa tersingkir. Apalagi kalau mereka mulai merambah tempat tinggal, tempat kerja, sampai ruang publik. Gesekan sosial kayak gini lama-lama bisa menimbulkan konflik, lho.
Masyarakat juga punya peran penting
Kamu sebagai warga juga bisa ambil peran, kok. Jangan cuma nunggu aparat, tapi mulai dari hal-hal kecil. Misalnya:
Laporkan aktivitas yang mencurigakan di lingkungan sekitar
Dampingi anak dan remaja saat menggunakan media sosial
Aktif di kegiatan sosial atau budaya yang bisa mengalihkan perhatian dari hal negatif
Dukung edukasi seksual dan literasi digital sejak dini
Solusi yang bisa diterapkan
Biar open BO nggak makin merajalela di IKN, ada beberapa langkah strategis yang bisa diambil oleh semua pihak. Yuk, kita bahas satu-satu.
Edukasi yang menyentuh akar masalah
Masalah prostitusi online ini nggak bisa diselesaikan cuma dengan hukum, tapi juga harus lewat edukasi. Anak muda perlu diajak ngobrol soal dampak jangka panjang, bukan cuma ditakut-takuti.
Pemberdayaan ekonomi
Banyak pelaku open BO mengaku terpaksa karena masalah ekonomi. Nah, pemerintah harus hadir lewat pelatihan keterampilan, akses modal usaha, atau peluang kerja yang layak. Jangan cuma dibina lalu dilepas gitu aja.
Bentuk satgas khusus
Di tengah pesatnya pembangunan, penting banget ada tim khusus yang fokus memantau aktivitas online berisiko di IKN. Satgas ini harus kerja lintas sektor, dari dinas sosial, keamanan, sampai tokoh masyarakat.
Pantau media sosial secara aktif
Kalau para pelaku bisa pakai media sosial buat praktik ilegal, pemerintah juga harus bisa pakai teknologi untuk memantau mereka. Misalnya kerja sama dengan platform digital buat lacak akun-akun yang terindikasi melakukan open BO.
IKN memang di bangun buat jadi simbol masa depan Indonesia. Tapi jangan sampai kemajuan fisik itu dibarengi dengan kemunduran moral. Maraknya praktik open BO di kawasan ini jadi pengingat penting bahwa pembangunan nggak cuma soal gedung dan jalan, tapi juga soal manusia dan nilai-nilai yang dipegang bersama.
Kalau kamu peduli sama masa depan IKN dan generasi muda, yuk kita sama-sama jaga lingkungan dari hal-hal negatif kayak gini. Mulai dari rumah, dari keluarga, dan dari lingkungan terdekat. Soalnya, kota yang hebat itu bukan cuma dilihat dari tingginya bangunan, tapi dari kokohnya nilai moral dan sosial warganya.



Satu Komentar