Home / Politik / Laptop Chromebook Rp9,9 Triliun yang Lagi Diusut Kejaksaan: Efektifkah Buat Pendidikan Kita?

Laptop Chromebook Rp9,9 Triliun yang Lagi Diusut Kejaksaan: Efektifkah Buat Pendidikan Kita?

Hai kamu yang lagi baca ini
Kabar soal Kejaksaan Agung yang lagi mengusut dugaan korupsi di pengadaan laptop Chromebook pasti sudah mampir ke telingamu kan
Wah, heboh banget lho, soalnya nilainya fantastis banget nyaris sepuluh triliun rupiah
Bukan angka kecil, ya, apalagi kalau kita ingat uang segitu harusnya bisa dipakai untuk banyak hal penting di dunia pendidikan

Nah, supaya kamu nggak cuma dapat gosip setengah matang, yuk kita ngobrol santai soal kasus ini
Aku bakal ajak kamu menelusuri apa sih sebenarnya yang terjadi, kenapa laptop Chromebook itu jadi sorotan, dan apakah program ini memang seefektif yang digembar-gemborkan atau malah cuma proyek buang-buang uang negara

Awal Mula Proyek Laptop Chromebook

Jadi ceritanya begini
Kemendikbudristek menggagas program pengadaan laptop Chromebook buat mendukung transformasi digital pendidikan
Semangatnya sih bagus, biar sekolah-sekolah di seluruh Indonesia bisa makin melek teknologi, apalagi sejak pandemi yang bikin pembelajaran daring makin sering dipakai

Chromebook dipilih karena harganya relatif murah dibanding laptop lain, ringan, dan berbasis cloud
Artinya, aplikasi dan penyimpanan datanya bisa online, jadi nggak makan memori terlalu banyak
Sekilas kedengaran oke kan
Tapi tunggu dulu, ternyata nggak semua daerah di Indonesia siap dengan fasilitas pendukungnya lho

Bayangin deh, di daerah pelosok yang listrik aja masih suka byar-pet, jaringan internetnya ngos-ngosan, trus dikirimi Chromebook yang butuh akses internet stabil
Ya akhirnya nganggur juga kan laptopnya

Apa Masalahnya Sebenarnya

Masalah utama yang bikin program ini dipertanyakan adalah efektivitasnya
Banyak laporan dari lapangan yang bilang kalau laptop yang dikirim nggak sesuai spesifikasi, gampang rusak, bahkan nggak bisa dipakai maksimal karena keterbatasan infrastruktur
Gurunya juga banyak yang belum paham cara memanfaatkan perangkat digital secara optimal

Nah lho, gimana mau maju pendidikan digitalnya kalau laptopnya rusak, internetnya lemah, gurunya juga belum siap
Bukannya membantu, malah nambah masalah baru

Di sisi lain, Kejaksaan Agung mulai mencium adanya dugaan penyimpangan dalam proses pengadaan
Ada indikasi permainan dalam tender, mark-up harga, dan barang yang nggak sesuai dengan apa yang dijanjikan
Wajar sih kalau akhirnya program ini jadi sorotan tajam

Rp9,9 Triliun Itu Duit Segimana Sih

Biar kamu kebayang, angka Rp9,9 triliun itu bukan angka recehan lho
Dengan duit segitu, pemerintah bisa bangun ribuan ruang kelas baru, perbaiki sekolah di daerah terpencil, atau kasih beasiswa buat anak-anak kurang mampu
Tapi kalau duitnya malah diselewengkan atau salah sasaran, siapa yang rugi
Ya kamu, aku, kita semua sebagai rakyat

Nah, ini yang bikin Kejaksaan Agung serius banget mengusut kasus ini
Kalau memang terbukti ada korupsi, mereka harus bertindak tegas supaya nggak ada lagi yang berani main-main sama uang pendidikan

Kenapa Chromebook yang Dipilih

Kamu mungkin penasaran, kenapa sih harus Chromebook
Bukannya laptop biasa aja bisa
Ternyata alasannya karena Chromebook dinilai praktis, lebih murah, dan gampang diatur dalam skala besar
Kalau buat kebutuhan sekolah, ini dianggap pas

Masalahnya, pemilihan perangkat itu nggak diiringi dengan kesiapan infrastruktur
Gampangnya begini, kamu dikasih mobil sport keren, tapi jalan di kampungmu masih tanah becek dan berlumpur
Ya sama aja nggak kepake kan
Begitu juga Chromebook di banyak sekolah, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang infrastrukturnya belum siap

Apa Kata Pengamat Pendidikan

Banyak pengamat pendidikan bilang kalau dari awal program ini kurang perhitungan
Mereka mengkritik bahwa pemerintah mestinya fokus dulu ke hal-hal mendasar, kayak internet, listrik, pelatihan guru, sebelum ngirim perangkat canggih ke sekolah-sekolah
Kalau infrastrukturnya belum siap, ya laptop itu akhirnya cuma jadi pajangan atau malah mangkrak di gudang

Kamu sendiri setuju nggak
Kalau menurutku, kritik ini masuk akal sih
Karena pendidikan itu nggak cuma soal alat, tapi soal bagaimana alat itu bisa dipakai secara optimal untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar

Dugaan Korupsi, Sejauh Mana

Saat ini Kejaksaan Agung masih mengusut dugaan penyimpangan dalam pengadaan ini
Beberapa pejabat Kemendikbudristek sudah dipanggil untuk dimintai keterangan
Prosesnya masih berjalan, dan kita harus tunggu hasil penyelidikan resminya

Yang jelas, kalau sampai terbukti ada korupsi, pelakunya harus dihukum setimpal
Uang pendidikan itu bukan untuk dipermainkan
Setiap rupiah yang dianggarkan harusnya benar-benar sampai ke tangan yang berhak dan membawa manfaat nyata

Apa Pelajaran yang Bisa Diambil

Nah, dari kasus ini ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita renungkan bareng-bareng

Pertama, setiap program besar harus dibuat berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan, bukan cuma sekadar proyek yang keliatan keren di atas kertas
Kalau cuma buat pencitraan atau asal serap anggaran, ujung-ujungnya malah bikin masalah baru

Kedua, pengawasan itu penting banget
Kita nggak bisa cuma percaya semua akan berjalan baik-baik saja
Harus ada sistem yang kuat buat mencegah penyimpangan sejak awal

Ketiga, transformasi digital itu bukan cuma soal beli perangkat
Perlu ada pelatihan guru, pembenahan kurikulum, dan yang paling penting, penyediaan infrastruktur yang memadai
Kalau nggak, ya nggak akan ada hasil yang signifikan

Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah Sekarang

Kalau menurut para pakar, pemerintah sekarang harus melakukan audit menyeluruh terhadap program ini
Evaluasi, apakah benar bermanfaat atau malah banyak mubazirnya
Kalau memang banyak yang nggak tepat guna, ya jangan diteruskan dengan pola yang sama

Selain itu, pemerintah juga harus mulai serius membangun infrastruktur di daerah-daerah yang belum siap
Buat apa ngasih laptop canggih kalau listrik dan internet aja belum tersedia dengan baik
Mending bangun fondasi dulu, baru bicara soal perangkat

Terakhir, guru-guru juga perlu dilatih
Mereka adalah ujung tombak pendidikan digital
Kalau gurunya nggak paham, gimana mau ngajarin muridnya

Harapan Kita Semua

Sebagai rakyat, kita tentu berharap kasus ini bisa diusut tuntas
Bukan cuma soal menghukum yang bersalah, tapi juga memperbaiki sistem supaya kejadian serupa nggak terulang lagi

Pendidikan itu investasi masa depan bangsa
Kalau dikelola asal-asalan, kita sendiri yang rugi
Anak-anak Indonesia butuh dukungan nyata, bukan janji-janji manis atau proyek-proyek setengah matang

Yuk, kamu dan aku sama-sama ikut peduli
Nggak harus dengan turun ke jalan, cukup dengan terus mengawasi, menyuarakan pendapat, dan mendukung perbaikan yang positif
Siapa tahu dengan langkah-langkah kecil itu, kita bisa bantu menciptakan perubahan yang lebih besar

Penutup

Nah, sekarang kamu sudah paham kan kenapa pengadaan laptop Chromebook Rp9,9 triliun ini jadi isu besar
Bukan cuma soal angkanya yang fantastis, tapi soal efektivitas dan potensi penyimpangan yang bisa merugikan pendidikan anak bangsa

Semoga saja penyelidikan Kejaksaan Agung berjalan lancar dan transparan
Dan semoga juga, pemerintah ke depan bisa lebih bijak dalam merancang program-program pendidikan supaya benar-benar membawa manfaat nyata buat semua anak di Indonesia

Kalau kamu punya pendapat, unek-unek, atau pengalaman soal pendidikan digital di sekitarmu, boleh banget cerita
Siapa tahu suara-suara kecil kayak milikmu bisa ikut menggerakkan perubahan positif di negeri ini
Semangat ya, kamu!

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *