Hai kamu, yang tiap pagi ngelihat langit makin cerah dan udara makin panas, udah kerasa belum kalau musim kemarau mulai datang pelan-pelan? Nah, BMKG baru aja ngumumin prediksi soal musim kemarau 2025, dan ada kabar menarik yang wajib kamu tahu, terutama kalau tinggal di daerah rawan kekeringan atau kerjaannya berkaitan sama cuaca.
Udah Masuk Kemarau Belum, Sih?
Jadi gini, sebagian besar wilayah Indonesia sekarang ini masih dalam masa transisi alias pancaroba. Tapi beberapa daerah, terutama di wilayah Nusa Tenggara, udah duluan ngerasain kemarau sejak April lalu, lho.
Menurut BMKG, puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada bulan Agustus. Tapi nggak semua wilayah langsung barengan masuk musim kemarau, ya. Prosesnya bertahap, satu per satu daerah akan mulai kering. Dari total 707 zona musim di Indonesia, sekitar 403 zona atau hampir 58 persen akan mengalami musim kemarau tahun ini.
Tapi Nih ya, Durasi Kemaraunya Ternyata Lebih Pendek
Nah, ini yang cukup menarik. BMKG bilang, musim kemarau 2025 ini cenderung lebih singkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada sekitar 298 zona musim, atau sekitar 43 persen wilayah Indonesia, yang bakal ngerasain kemarau lebih pendek.
Tapi jangan langsung lega ya, karena sekitar 183 zona lainnya justru diprediksi mengalami kemarau lebih panjang. Wilayah-wilayah seperti sebagian Sumatera dan Kalimantan harus siap-siap nih, soalnya mereka termasuk yang bakal lebih lama ngerasain keringnya kemarau.
Masih Ada Hujan, Tapi Sifatnya Gak Merata
Eh tapi tunggu dulu, kamu jangan langsung mikir kalau kemarau itu berarti nggak bakal hujan sama sekali. BMKG mengingatkan kalau masih ada potensi hujan di beberapa wilayah, walau nggak merata dan biasanya singkat tapi bisa deras banget, bahkan disertai kilat dan angin kencang.
Ini disebabkan oleh kondisi atmosfer yang masih cukup aktif. Biasanya sih hujan kayak gini muncul di sore atau malam hari. Kamu yang siangnya lihat langit cerah bisa jadi sore tiba-tiba hujan deras. Aneh tapi nyata, kan?
Lalu, Gimana Kondisi Globalnya?
Buat kamu yang sering denger soal El Nino dan IOD, tenang aja. Tahun ini keduanya berada di posisi netral, jadi nggak terlalu ngaruh ke iklim kita. Tapi, BMKG tetap wanti-wanti karena suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia masih hangat dan diprediksi bertahan sampai September nanti.
Nah, suhu laut yang hangat ini bisa tetap memengaruhi cuaca harian kita. Jadi walau secara global lagi tenang-tenang aja, cuaca lokal bisa tetap labil.
Wilayah Mana Aja yang Harus Waspada?
Kamu yang tinggal di Jawa bagian tengah dan timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, sampai Maluku, perlu lebih siap-siap, ya. Soalnya wilayah-wilayah itu diprediksi bakal ngerasain puncak musim kemarau di Agustus nanti.
BMKG juga menyebutkan bahwa sekitar 60 persen wilayah akan mengalami musim kemarau dengan sifat normal. Tapi ada sekitar 26 persen wilayah yang diprediksi kemaraunya bakal lebih basah dari biasanya. Sementara sisanya, sekitar 14 persen wilayah, justru bisa lebih kering dari biasanya.
Terus, Apa yang Bisa Kamu Lakuin dari Sekarang?
Nah, karena kemarau tetap harus diwaspadai, ada baiknya kamu mulai ambil langkah-langkah kecil tapi penting, nih:
Hemat penggunaan air, terutama buat kamu yang tinggal di daerah yang suka krisis air bersih.
Cek dan bersihkan penampungan air atau saluran irigasi, siapa tahu nanti bisa sangat berguna.
Buat petani, yuk atur lagi jadwal tanam biar bisa menyesuaikan dengan cuaca yang nggak stabil.
Waspadai potensi kebakaran hutan dan lahan, apalagi kalau kamu tinggal di daerah yang dekat hutan atau lahan kering.
Jadi gini, meskipun musim kemarau tahun ini bakal lebih singkat dan nggak disertai gangguan iklim besar seperti El Nino, bukan berarti kamu boleh lengah. Soalnya, tetap ada kemungkinan hujan deras di beberapa wilayah, dan durasi kemarau yang beda-beda bisa bikin kondisi air jadi nggak merata.
Intinya, yuk tetap siap, tetap hemat air, dan tetap jaga lingkungan. Karena meskipun cuaca bisa berubah-ubah, kesiapan kamu dalam menghadapi musim kemarau ini tetap jadi kunci utamanya.